Menjelajahi Kedalaman: Menelisik Kekurangan Novel "Laut Bercerita"

Dewi Anggraini

Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori, yang meraih penghargaan Book of the Year 2017 dari majalah Tempo, telah meraih popularitas luas dan mendapat pujian dari banyak kritikus. Namun, di balik kesuksesannya, novel ini juga memiliki beberapa kekurangan yang patut dicermati. Artikel ini akan membahas kekurangan tersebut dengan detail, berdasarkan berbagai sumber dan analisis, untuk memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang karya ini.

1. Plot yang Berbelit dan Sulit Diikuti

Salah satu kekurangan utama "Laut Bercerita" adalah plotnya yang berbelit dan kompleks. Novel ini menggunakan teknik flashback dan multiple narrators untuk menceritakan kisah yang terbentang selama puluhan tahun. Meskipun teknik ini mampu menciptakan efek dramatis dan mendalam, namun bisa membuat pembaca merasa kebingungan dan kesulitan mengikuti alur cerita.

Peralihan antara masa kini dan masa lampau yang seringkali terjadi dapat membuat pembaca kehilangan fokus dan sulit untuk mengingat detail-detail penting. Karakter-karakter yang muncul juga banyak, dengan hubungan yang rumit dan kompleks, sehingga sulit untuk memahami motivasi dan peran masing-masing karakter dalam cerita.

2. Karakter yang Kurang Mendalam

Meskipun novel ini memiliki banyak karakter, beberapa di antaranya terasa kurang berkembang dan tidak memiliki kedalaman yang cukup. Karakter-karakter seperti "Nur" dan "Alif" terasa dangkal dan kurang memiliki motivasi yang kuat.

Beberapa karakter lain, seperti "Ari" dan "Rara", memiliki potensi untuk digali lebih dalam, namun penulis tidak memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan kepribadian dan kisah hidup mereka. Akibatnya, beberapa karakter menjadi terasa seperti figuran dan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap cerita.

3. Penggunaan Bahasa yang Terkadang Membingungkan

"Laut Bercerita" menggunakan bahasa yang indah dan puitis, namun terkadang penggunaan bahasa tersebut menjadi terlalu kompleks dan membingungkan. Ada beberapa bagian dalam novel yang menggunakan gaya bahasa yang terlalu bombastis, sehingga terkesan dipaksakan dan kurang natural.

BACA JUGA:   Review Buku PDF Online

Penulis juga menggunakan banyak istilah dan simbol yang tidak dijelaskan dengan jelas, sehingga membuat pembaca kesulitan untuk memahami makna dan konteksnya. Terkadang penggunaan kata-kata yang terkesan terlalu "puitis" justru mengaburkan pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh penulis.

4. Tema yang Tidak Terus Terjaga

Novel ini mengangkat beberapa tema penting, seperti trauma masa lalu, pencarian identitas, dan ketidakadilan sosial. Namun, beberapa tema tersebut tidak tergarap secara konsisten dan cenderung terlupakan di tengah cerita yang berbelit-belit.

Misalnya, tema ketidakadilan sosial yang diawali dengan penculikan Ari dan penghilangan paksa lainnya, terkesan tidak terfokus dan tidak mendapatkan penjelasan yang mendalam. Penulis lebih menekankan pada kisah cinta dan perjalanan batin dari karakter utama, sehingga mengurangi dampak dari tema-tema lain yang diangkat.

5. Keterbatasan Penokohan Perempuan

Meskipun mengangkat tokoh perempuan yang kuat seperti "Rara", "Laut Bercerita" menampilkan karakter perempuan lainnya yang terkesan stereotipe dan kurang mendalam. Tokoh perempuan dalam novel ini lebih banyak diposisikan sebagai objek cinta dan objek kekuasaan daripada subjek cerita yang memiliki agency dan kebebasan berbicara.

Penokohan perempuan yang terkesan "kurang powerful" ini menjadi kelemahan lain dari novel ini. Di tengah era feminisme yang menuntut representasi perempuan yang lebih seimbang, novel ini terkesan ketinggalan dan terbatas dalam menampilkan kekuatan dan kompleksitas perempuan.

6. Kekurangan Dalam Menampilkan Konteks Sejarah

Novel "Laut Bercerita" mengambil latar waktu di era orde baru yang dikenal dengan pelanggaran HAM yang luas. Namun, penulis terkesan menghindari untuk menampilkan konteks sejarah secara mendalam dan menjelaskan dengan jelas apa yang terjadi pada masa itu.

Penggambaran tentang penculikan dan penghilangan paksa terkesan superfisial dan tidak memberikan gambaran yang jelas tentang konteks politik dan sosial yang mendasari peristiwa tersebut. Hal ini menjadikan novel ini terkesan kurang berbobot dalam menampilkan pesan kritis tentang kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada masa itu.

BACA JUGA:   Buku Seni Berbicara pada Anak

"Laut Bercerita" merupakan novel yang memiliki kelebihan dalam menampilkan gaya bahasa yang indah dan mampu menghidupkan suasana cerita. Namun, kelemahan-kelemahan yang dibahas di atas menjadikan novel ini kurang sempurna dan terkesan kurang mendalam dalam menampilkan kisah dan pesan yang ingin disampaikan. Pembaca yang mencari novel dengan alur yang jelas dan karakter yang mendalam mungkin akan merasa kecewa dengan "Laut Bercerita".

Meskipun demikian, novel ini tetap layak dibaca karena mampu mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, hubungan manusia, dan pengaruh masa lalu terhadap masa kini. Namun, pembaca harus siap untuk menerima kekurangan dari novel ini dan bersiap untuk mencari makna dan pesan di balik alur cerita yang berbelit-belit.

Also Read

Bagikan: