Pengantar
Novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori adalah salah satu karya sastra Indonesia yang berhasil menarik perhatian banyak pembaca. Diterbitkan pada tahun 2017, novel ini mengangkat tema sejarah dan politik yang terjadi di Indonesia pada era Orde Baru. Melalui kisah yang mendalam dan penuh emosi, Leila S. Chudori berhasil menggambarkan perjuangan para aktivis mahasiswa yang berjuang melawan rezim yang otoriter. Artikel ini akan mengulas secara mendetail tentang novel "Laut Bercerita", mulai dari sinopsis, penokohan, latar belakang, hingga kelebihan dan kekurangan novel ini.
Sinopsis
"Laut Bercerita" menceritakan kisah Biru Laut Wibisono, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang terlibat dalam gerakan aktivis mahasiswa pada era 90-an. Bersama teman-temannya, Laut berjuang melawan kekejaman rezim Orde Baru yang membungkam kebebasan berpendapat dan menindas rakyat. Novel ini terbagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Biru Laut, sementara bagian kedua dari sudut pandang Asmara Jati, adik perempuan Laut yang mencari jejak kakaknya yang hilang.
Penokohan
Biru Laut Wibisono
Biru Laut adalah tokoh utama dalam novel ini. Ia digambarkan sebagai seorang mahasiswa yang cerdas, berani, dan penuh semangat. Laut sangat mencintai dunia sastra dan memiliki banyak koleksi buku sastra klasik. Sebagai seorang aktivis, Laut tidak hanya berjuang untuk kebebasan berpendapat, tetapi juga untuk keadilan dan hak asasi manusia. Karakter Laut yang kompleks dan mendalam membuat pembaca dapat merasakan perjuangan dan penderitaannya.
Asmara Jati
Asmara Jati adalah adik perempuan Laut yang memiliki karakter yang kuat dan tegar. Setelah Laut menghilang, Asmara berusaha mencari jejak kakaknya dan mengungkap kebenaran di balik hilangnya para aktivis. Melalui sudut pandang Asmara, pembaca diajak untuk merasakan trauma dan kesedihan yang dialami oleh keluarga korban.
Tokoh Pendukung
Selain Laut dan Asmara, novel ini juga menghadirkan berbagai tokoh pendukung yang memiliki peran penting dalam cerita. Teman-teman Laut seperti Sunu, Alex, Kinan, Daniel, Gusti, Julius, dan Bram adalah para aktivis yang bersama-sama berjuang melawan rezim. Setiap tokoh memiliki latar belakang dan karakter yang unik, yang menambah kedalaman cerita.
Latar Belakang
Novel "Laut Bercerita" berlatar belakang pada era Orde Baru di Indonesia, khususnya pada tahun 90-an hingga awal 2000-an. Pada masa ini, kebebasan berpendapat dibungkam dan banyak aktivis yang diculik, disiksa, dan dihilangkan secara paksa oleh rezim yang berkuasa. Leila S. Chudori melakukan riset mendalam sebelum menulis novel ini, termasuk wawancara dengan korban yang selamat dan keluarga korban. Hal ini membuat novel ini terasa sangat nyata dan menggugah emosi pembaca.
Tema dan Pesan
Perjuangan dan Keberanian
Tema utama dalam novel ini adalah perjuangan dan keberanian para aktivis dalam melawan rezim yang otoriter. Melalui kisah Biru Laut dan teman-temannya, pembaca diajak untuk memahami betapa beratnya perjuangan mereka dan betapa besar pengorbanan yang harus mereka lakukan.
Keadilan dan Hak Asasi Manusia
Novel ini juga mengangkat tema keadilan dan hak asasi manusia. Para aktivis dalam cerita ini berjuang untuk menegakkan keadilan dan memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas. Melalui kisah ini, Leila S. Chudori mengingatkan pembaca akan pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia.
Trauma dan Kehilangan
Tema trauma dan kehilangan juga sangat kuat dalam novel ini. Melalui sudut pandang Asmara Jati, pembaca diajak untuk merasakan kesedihan dan trauma yang dialami oleh keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta mereka. Novel ini menggambarkan betapa dalamnya luka yang ditinggalkan oleh kekejaman rezim.
Gaya Penulisan
Leila S. Chudori dikenal dengan gaya penulisannya yang mendalam dan penuh emosi. Dalam "Laut Bercerita", ia berhasil menggambarkan karakter-karakter yang kompleks dan cerita yang menggugah hati. Penulisan diksi yang mudah dimengerti membuat pembaca dapat masuk ke dalam cerita dan seolah-olah menyaksikan setiap kejadian di depan mata. Selain itu, penggunaan sudut pandang yang berbeda dalam dua bagian novel ini menambah kedalaman cerita dan memberikan perspektif yang lebih luas kepada pembaca.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Riset Mendalam: Novel ini ditulis berdasarkan riset yang mendalam, termasuk wawancara dengan korban yang selamat dan keluarga korban. Hal ini membuat cerita terasa sangat nyata dan menggugah emosi pembaca.
- Karakter yang Kompleks: Setiap karakter dalam novel ini digambarkan dengan sangat baik dan mendalam. Karakter-karakter ini memiliki latar belakang dan kepribadian yang unik, yang menambah kedalaman cerita.
- Gaya Penulisan yang Mendalam: Leila S. Chudori berhasil menggambarkan cerita dengan gaya penulisan yang mendalam dan penuh emosi. Penulisan diksi yang mudah dimengerti membuat pembaca dapat masuk ke dalam cerita dan merasakan setiap kejadian.
Kekurangan
- Eksplorasi Situasi Mencekam: Meskipun novel ini menggambarkan situasi yang mencekam dan intens, beberapa pembaca merasa bahwa kengerian yang ada kurang dieksplorasi secara mendalam.
- Alur Cerita yang Lambat: Beberapa pembaca merasa bahwa alur cerita dari sudut pandang Asmara Jati berjalan lambat dan dapat diprediksi.
- Desain Sampul: Desain sampul novel ini kurang menarik dan tidak mencerminkan isi cerita dengan baik, sehingga dapat membuat pembaca bingung tentang cerita yang ada di dalamnya.
Pengaruh dan Relevansi
Novel "Laut Bercerita" memiliki pengaruh yang besar dalam dunia sastra Indonesia. Melalui kisah yang mendalam dan penuh emosi, novel ini berhasil membuka mata pembaca tentang kekejaman yang terjadi pada era Orde Baru dan pentingnya memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia. Selain itu, novel ini juga mengajak pembaca untuk tidak melupakan sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia.
: Gramedia
: Kompasiana
: Opinia