Review Novel Dongeng Sebelum Tidur by Agnes Jessica

Lia Susanti

Agnes Jessica, penulis muda yang namanya mulai dikenal luas di ranah sastra Indonesia, kembali menyapa para pembaca dengan novel terbarunya, "Dongeng Sebelum Tidur." Buku yang terbit tahun 2021 ini, menyuguhkan cerita penuh makna tentang kehidupan, cinta, dan pencarian jati diri, yang dikemas dalam balutan kisah-kisah dongeng.

Dongeng yang Memikat dan Membawa Nostalgia

"Dongeng Sebelum Tidur" mengisahkan tentang Naura, seorang gadis muda yang hidup dengan trauma masa kecil akibat kehilangan ibunya. Ia menemukan pelarian dalam dunia dongeng yang penuh dengan keajaiban dan cerita-cerita fantastis. Kisah-kisah ini, dibacakan oleh sang ayah setiap malam sebelum tidur, menjadi oasis bagi Naura untuk melarikan diri dari kenyataan pahit.

Agnes Jessica dengan mahir mencantumkan beberapa dongeng klasik yang familiar di telinga pembaca, seperti "Cinderella" dan "Putri Tidur". Namun, bukan hanya sekadar menceritakan ulang dongeng-dongeng tersebut, Jessica justru menggunakannya sebagai metafora untuk menggambarkan konflik batin Naura. Misalnya, dalam "Cinderella", Naura menemukan refleksi dirinya dalam karakter Cinderella yang penuh penderitaan, namun tetap teguh menjalani hidup.

Melalui penceritaan yang apik, Agnes Jessica berhasil menghidupkan kembali nostalgia masa kecil, dimana setiap anak pasti pernah terpesona dengan dunia dongeng. "Dongeng Sebelum Tidur" bukan hanya sebuah novel, melainkan sebuah perjalanan kembali ke masa kanak-kanak, saat imajinasi masih liar dan mimpi terasa begitu nyata.

Menelusuri Luka Masa Lalu dan Pencarian Jati Diri

Novel ini tak hanya menonjolkan sisi romantika dongeng, namun juga menggali sisi gelap dan kompleks dari kehidupan. Naura, sebagai tokoh utama, bergulat dengan trauma masa kecil dan luka batin yang mendalam akibat kehilangan ibunya. Trauma ini membentuknya menjadi pribadi yang pendiam, menutup diri, dan sulit untuk mempercayai orang lain.

BACA JUGA:   Ulasan Novel Laskar Pelangi

Seiring berjalannya cerita, Naura bertemu dengan tokoh-tokoh yang membantunya menemukan jati dirinya. Di sini, Agnes Jessica memperkenalkan beberapa karakter yang mewakili berbagai sudut pandang dan pengalaman hidup. Ada tokoh Anton, seorang penulis yang lembut dan penyayang, yang membantu Naura membuka kembali hatinya dan menemukan makna hidup. Ada pula tokoh Maya, sahabat Naura yang setia dan penuh empati, yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

Melalui interaksi dengan karakter-karakter tersebut, Naura perlahan-lahan mulai melepaskan masa lalunya dan belajar untuk menerima kenyataan. Ia menyadari bahwa hidup tidak selalu indah seperti dalam dongeng, namun di balik kesulitan, tersimpan keindahan dan pelajaran berharga yang dapat membantu tumbuh dan berkembang.

Menemukan Harapan dan Kekuatan dalam Dongeng

"Dongeng Sebelum Tidur" tidak hanya menyuguhkan kisah tentang luka dan penyesalan, tetapi juga memberikan pesan penuh harapan tentang kekuatan cinta, persahabatan, dan keyakinan diri. Naura, yang awalnya merasa putus asa, akhirnya mampu bangkit dan menemukan kembali makna hidupnya. Ia belajar bahwa dalam setiap dongeng, selalu ada pesan moral yang dapat dipetik dan diterapkan dalam kehidupan nyata.

Melalui dongeng-dongeng yang diceritakan, Naura menemukan kekuatan untuk menghadapi masa depan dengan lebih optimis. Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menemukan kebahagiaan dan meraih mimpi, meskipun perjalanan hidup penuh dengan rintangan dan tantangan.

Agnes Jessica menyampaikan pesan ini dengan cara yang lembut dan penuh makna. Ia tidak memaksa pembaca untuk menerima pesan moral secara langsung, tetapi justru membiarkan pembaca menemukan sendiri pesan yang tersirat dalam setiap cerita.

Gaya Penulisan yang Menyentuh dan Intim

Gaya penulisan Agnes Jessica dalam "Dongeng Sebelum Tidur" terasa sangat personal dan intim. Ia menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, namun tetap sarat dengan makna dan nuansa emosional. Penggambaran karakter dan latar cerita sangat detail dan hidup, sehingga pembaca seolah-olah ikut merasakan emosi dan konflik batin yang dialami oleh Naura.

BACA JUGA:   Review Novel Supernova

Agnes Jessica juga berhasil menciptakan alur cerita yang mengalir dengan lancar dan penuh kejutan. Kehadiran dongeng-dongeng klasik sebagai metafora dan simbol, menambah dimensi baru dalam cerita dan membuat novel ini semakin menarik.

Menjelajahi Dimensi Psikologi dan Sastra

"Dongeng Sebelum Tidur" bukan hanya sekadar novel fiksi, tetapi juga mengusung pesan psikologi yang kuat. Agnes Jessica dengan jeli menyinggung isu trauma masa kecil, proses penyembuhan, dan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar. Novel ini dapat menjadi bahan refleksi bagi pembaca untuk lebih memahami diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

Selain itu, "Dongeng Sebelum Tidur" juga menampilkan sisi sastra yang kaya. Agnes Jessica memadukan elemen-elemen dongeng klasik dengan alur cerita yang modern dan penuh makna. Ia juga menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk menggambarkan emosi dan keindahan alam.

Sebuah Karya Sastra yang Penuh Makna dan Harapan

"Dongeng Sebelum Tidur" adalah novel yang menghibur, menyentuh, dan menginspirasi. Agnes Jessica berhasil menciptakan cerita yang menarik dan bermakna, yang mampu menarik perhatian para pembaca dari berbagai kalangan. Novel ini juga menawarkan pandangan baru tentang pentingnya dongeng dalam kehidupan manusia, baik sebagai pelarian dari realitas maupun sebagai sumber inspirasi dan kekuatan.

Jika Anda mencari novel yang menghibur dan membuat Anda berpikir, "Dongeng Sebelum Tidur" adalah pilihan yang tepat. Novel ini akan membawa Anda berkelana ke dunia dongeng yang menawan dan mengajak Anda untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam.

Also Read

Bagikan: