Review Novel Grotta Azzurra by Sutan Takdir Alisjahbana

Rina Pratiwi

"Grotta Azzurra," sebuah novel yang ditulis oleh Sutan Takdir Alisjahbana, adalah karya sastra yang memikat dengan eksplorasi mendalam tentang realitas manusia dan kompleksitas hubungan antarmanusia. Novel ini terbit pada tahun 1938, dan merupakan cerminan dari perubahan sosial dan intelektual yang terjadi di Indonesia pada masa itu.

Alur Cerita: Sebuah Jalinan Rumit Kehidupan

Novel ini menceritakan kisah dua keluarga yang berbeda: keluarga Sutan yang kaya dan keluarga Harun yang sederhana. Kisah ini berpusat pada sosok Sutan, seorang pemuda berasal dari keluarga kaya, yang merasa terkungkung dalam kemewahan dan kekayaan keluarganya. Ia mencari arti hidup di luar kemewahan material yang diberikan kepadanya.

Sutan bertemu dengan Harun, seorang pemuda sederhana yang berasal dari keluarga miskin, dan di antara mereka terjalin persahabatan yang erat. Pertemuan mereka melahirkan perdebatan mengenai makna hidup, perbedaan sosio-ekonomi, dan peran masing-masing dalam masyarakat.

Keadaan menjadi rumit ketika Sutan jatuh cinta pada Hasnah, sepupu Harun yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang menawan. Namun, hubungan antara Sutan dan Hasnah dihadang oleh perbedaan kelas sosial dan tekanan dari keluarga Sutan.

Karakter yang Mendalam dan Berlapis

Sutan Takdir Alisjahbana menciptakan karakter yang mendalam dan berlapis dalam "Grotta Azzurra." Sutan, tokoh utama dalam novel ini, merupakan representasi dari orang muda yang diperhadapkan dengan realitas hidup yang rumit. Keinginan Sutan untuk melepaskan diri dari kekangan keluarganya mencerminkan keinginan bebas dan mencari makna hidup yang lebih mendalam.

Hasnah, wanita yang dicintai oleh Sutan, merupakan figur yang kuat dan merdeka. Ia memiliki pandangan hidup yang berbeda dari wanita lainnya di lingkungannya. Hasnah tidak hanya memiliki kecantikan fisik, tetapi juga ketajaman intelektual dan kemandirian yang menarik Sutan.

BACA JUGA:   Review Novel Perempuan Bernama Arjuna #2: Sinologi dalam Fiksi by Remy Sylado

Harun, sahabat Sutan, mencerminkan kehidupan sederhana yang kaya dengan nilai-nilai moral yang kuat. Harun menjadi pengaruh positif bagi Sutan dalam perjalanan pencarian maknanya.

Tema dan Makna yang Tersirat

"Grotta Azzurra" mengangkat tema yang relevan dengan realitas hidup manusia pada umumnya. Berikut beberapa tema utama yang diangkat dalam novel ini:

  • Perbedaan kelas sosial: Novel ini menceritakan tentang perbedaan kelas sosial yang menjadi faktor utama dalam konflik antara Sutan dan Hasnah. Sutan berasal dari keluarga kaya dan berpengaruh, sedangkan Hasnah berasal dari keluarga sederhana. Perbedaan ini membuat hubungan mereka menjadi sulit dan menghasilkan kesedihan yang mendalam.

  • Pencarian jati diri: Sutan mengalami krisis identitas dalam mencari makna hidupnya. Ia merasa terkungkung oleh kekayaan keluarganya dan ingin mencari kebebasan dan tujuan hidup yang sebenarnya.

  • Kebebasan dan kemandirian: Hasnah merupakan representasi dari wanita modern yang menghargai kebebasan dan kemandirian. Ia menolak untuk dikekang oleh norma sosial yang berlaku pada masanya dan berusaha untuk menentukan nasibnya sendiri.

  • Persahabatan dan pengorbanan: Persahabatan antara Sutan dan Harun menunjukkan pentingnya hubungan antarmanusia dalam menemukan kebahagiaan dan mendapatkan dukungan dalam menjalani hidup. Harun bersedia mengorbankan kebahagiaan pribadinya demi menjaga persahabatan dengan Sutan.

Gaya Bahasa dan Struktur

Gaya bahasa Sutan Takdir Alisjahbana dalam "Grotta Azzurra" memiliki ciri yang unik dan menarik. Bahasa yang digunakan bersifat formal dan akademis, tetapi tetap menarik dan mudah dipahami. Penulis memiliki kemampuan yang baik dalam menghidupkan karakter dan mengembangkan alur cerita yang kompleks.

Struktur novel ini dibangun dengan pola linear yang jelas. Cerita dimulai dari perkenalan tokoh-tokoh dan berkembang secara bertahap sampai pada klimaks dan resolusi konflik. Sutan Takdir Alisjahbana menggunakan teknik flashback untuk menjelaskan latar belakang tokoh dan membantu pembaca memahami motivasi mereka.

BACA JUGA:   Review Novel Isinga: Roman Papua by Dorothea Rosa Herliany

Makna Simbolis dan Metafora

Novel "Grotta Azzurra" kaya akan makna simbolis dan metafora yang menambahkan kedalaman pada cerita. "Grotta Azzurra" (Gua Biru) merupakan simbol dari kedalaman jiwa manusia dan misteri hidup yang belum terpecahkan. Gua merupakan tempat yang gelap dan sulit dijangkau, tetapi juga memiliki keindahan yang menakjubkan. Hal ini mencerminkan realitas hidup manusia yang penuh dengan tantangan dan kesulitan, tetapi juga memiliki potensi untuk mencapai kebahagiaan dan keindahan.

Signifikansi dalam Sejarah Sastra Indonesia

"Grotta Azzurra" merupakan salah satu novel penting dalam sejarah sastra Indonesia. Novel ini menunjukkan evolusi sastra Indonesia yang mulai menjelajahi tema-tema yang lebih kompleks dan relevan dengan realitas hidup masyarakat. Sutan Takdir Alisjahbana, sebagai salah satu pelopor gerakan pujangga baru, telah berhasil menciptakan karya yang mencerminkan idealnya tentang sastra yang modern dan bermakna.

"Grotta Azzurra" juga mencerminkan perubahan sosial dan intelektual yang terjadi di Indonesia pada masa itu. Novel ini menampilkan pergolakan antara nilai-nilai tradisional dan modern yang mencerminkan perubahan yang terjadi di masyarakat Indonesia.

Also Read

Bagikan: