Review Novel Merahnya Merah by Iwan Simatupang

Sinta Ananda

Merahnya Merah, novel karya Iwan Simatupang yang diterbitkan pada tahun 1981, merupakan sebuah karya sastra yang memikat dan menggugah. Melalui alur yang kompleks dan karakter-karakter yang kompleks, Simatupang berhasil mengungkap realitas sosial dan politik Indonesia pada masa transisi menuju orde baru, dengan fokus pada pengalaman pribadi dan refleksi seorang tokoh bernama "Aku."

Sebuah Perjalanan Menuju Realitas yang Membingungkan

Novel ini diawali dengan "Aku" yang terbangun dari tidur dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan asing. Di sana, "Aku" bertemu dengan sosok-sosok misterius yang menjadi "penghuni" ruangan tersebut. "Aku" harus menghadapi teka-teki dan keanehan yang membuatnya semakin terjebak dalam realitas yang membingungkan.

Perjalanan "Aku" di dalam ruangan itu menjadi metafora perjalanan hidup manusia yang dipenuhi dengan pertanyaan tentang identitas, makna hidup, dan keberadaan. "Aku" terombang-ambing dalam ruang-ruang yang penuh dengan simbolisme, mencoba memahami makna dari apa yang terjadi dan siapa dirinya sebenarnya.

Realitas Politik yang Menusuk Hati

Melalui dialog dan monolog yang tajam, Simatupang mengekspos realitas politik Indonesia yang penuh dengan intrik, kekejaman, dan ketidakadilan. "Aku" menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa politik yang terjadi, termasuk penindasan, pengkhianatan, dan kekecewaan.

Penggambaran realitas politik ini terasa sangat personal karena dihubungkan dengan pengalaman pribadi "Aku" dan orang-orang di sekitarnya. Simatupang berhasil menghadirkan realitas politik yang memilukan dan menyayat hati melalui sudut pandang yang unik dan menyentuh.

Karakter-Karakter Kompleks yang Menarik

Selain "Aku," novel ini juga menghadirkan karakter-karakter lain yang kompleks dan penuh teka-teki. Mereka adalah sosok-sosok yang terjebak dalam realitas yang penuh kekecewaan dan ketidakpastian. Simatupang menggambarkan setiap karakter dengan detail dan nuansa yang mendalam, sehingga pembaca dapat merasakan kompleksitas jiwa mereka.

BACA JUGA:   Review Novel "25 Jam"

Setiap karakter memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda, yang membuat mereka menjadi bagian penting dari konflik dan perjalanan "Aku" dalam memahami realitas yang dihadapinya. Hubungan antar karakter di dalam ruangan itu merefleksikan hubungan antar manusia dalam masyarakat yang penuh dengan ketegangan dan perbedaan.

Simbolisme dan Metafora yang Memikat

"Merahnya Merah" sarat dengan simbolisme dan metafora yang memikat. Ruangan itu sendiri berfungsi sebagai metafora bagi dunia nyata yang penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Simbol-simbol seperti pintu, jendela, dan tangga memiliki makna simbolik yang penting dalam perjalanan "Aku."

Simatupang menggunakan simbol-simbol tersebut untuk menggambarkan berbagai aspek kehidupan, seperti pencarian jati diri, keterasingan, dan pergulatan manusia dengan realitas yang penuh dengan paradoks. Keindahan dan makna dari simbolisme dan metafora tersebut membuat novel ini menjadi karya sastra yang mendalam dan penuh makna.

Bahasa yang Puitis dan Menarik

Simatupang menggunakan bahasa yang puitis dan penuh dengan imaji dalam novel ini. Dia menggunakan bahasa yang kaya, dengan paduan kata-kata yang indah dan penuh makna.

Bahasa yang digunakannya mampu menghadirkan suasana yang unik dan memikat, sekaligus memperkuat nuansa filosofis dan psikologis novel ini. Penggunaan bahasa yang indah dan metaforik memberikan pengalaman membaca yang lebih kaya dan bermakna.

Sebuah Refleksi tentang Manusia dan Eksistensi

"Merahnya Merah" tidak hanya menjadi kritik sosial dan politik, tetapi juga sebuah refleksi tentang eksistensi manusia. "Aku" sebagai tokoh utama merupakan representasi dari manusia yang terjebak dalam realitas yang penuh dengan paradoks dan ketidakpastian.

Melalui perjalanan "Aku," Simatupang mengajak pembaca untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang makna hidup, identitas, dan keberadaan manusia. Novel ini menggugah pembaca untuk memikirkan kembali peran manusia dalam dunia yang penuh dengan konflik dan ketidakpastian.

BACA JUGA:   Review Text Novel Bahasa Inggris

"Merahnya Merah" adalah novel yang kompleks dan sarat dengan makna. Simatupang berhasil menghadirkan sebuah karya sastra yang memikat dan menggugah, dengan alur yang kompleks, karakter-karakter yang menarik, dan simbolisme yang memukau. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan realitas sosial dan politik Indonesia, sekaligus menggali makna eksistensi manusia dalam dunia yang penuh dengan paradoks.

Also Read

Bagikan: