Review Novel Para Bajingan yang Menyenangkan by Puthut EA

Sinta Ananda

"Para Bajingan yang Menyenangkan" adalah novel karya Puthut EA yang diterbitkan pada tahun 2019. Novel ini mengisahkan tentang sekelompok orang yang terjebak dalam berbagai permasalahan sosial dan moral di kota Jakarta. Dengan gaya penulisan satir yang tajam dan humor yang absurd, Puthut EA menyajikan kritik sosial yang menggelitik dan menghujam.

Para Bajingan yang Menyenangkan: Kumpulan Karakter Tak Biasa

Novel ini memperkenalkan kita pada sekelompok karakter yang sangat unik. Ada Joko, seorang pengangguran yang menggantungkan hidup pada uang hasil menipu orang. Ada juga Maya, seorang wanita kaya yang merasa kosong hidupnya dan mencari pelarian di dunia hedonisme. Ada juga Iwan, seorang pria yang terjebak dalam hubungan yang toxic dengan istrinya, dan Yuni, seorang wanita muda yang mencoba mencari jati dirinya di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.

Karakter-karakter dalam "Para Bajingan yang Menyenangkan" bukan karakter heroik yang selalu tampil suci. Mereka adalah representasi dari masyarakat yang kompleks, di mana orang-orang terkadang melakukan hal-hal yang tidak pantas untuk mencapai tujuan mereka, terkadang karena terpaksa, dan terkadang karena memang sifat mereka yang tidak baik.

Mengupas Realitas Sosial yang Mencekam

Puthut EA menggunakan gaya satir yang tajam untuk menyoroti berbagai permasalahan sosial di Indonesia, khususnya di Jakarta. Novel ini menyentuh tema-tema seperti korupsi, kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketidakadilan. Dengan humor yang absurd dan sindiran yang tajam, Puthut EA membongkar hipokrisi dan kebobrokan yang terjadi di balik kemewahan dan kecerdasan kota besar.

Misalnya, melalui karakter Joko, Puthut EA menggambarkan kesulitan ekonomi yang dialami banyak orang di Jakarta. Joko yang merasa terpinggirkan mencari jalan pintas dengan menipu orang demi memperoleh uang. Namun, di balik aksi penipuannya, terlihat juga sebuah keputusasaan yang mendalam. Puthut EA tidak menghukum Joko, tetapi menunjukkan bahwa kesulitan ekonomi seringkali menjadi faktor pendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

BACA JUGA:   Review Novel Redfang (Vandaria Saga) by Fachrul R.U.N.

Satire yang Tak Pernah Hilang Giginya

Puthut EA memilih gaya satir dalam novel ini untuk menyampaikan kritikannya terhadap permasalahan sosial. Gaya satir yang digunakan Puthut EA terasa sangat tajam, menggunakan bahasa yang kadang kasar dan sindiran yang menghujam dalam.

Contohnya, Puthut EA menggambarkan karakter Maya yang merupakan wanita kaya yang hidup dalam kemewahan. Namun, Maya terasa kosong dan tidak bermakna. Puthut EA menunjukkan bahwa kemewahan tidak selalu berbanding lurus dengan kebahagiaan.

Melalui satire, Puthut EA berhasil menampilkan realitas sosial yang mencekam dengan cara yang unik dan menarik. Humor yang absurd dan sindiran yang tajam membuat pembaca tertawa dan tercengang sekaligus. Puthut EA tidak sekedar mengungkap permasalahan, tetapi juga menyentil para pembaca untuk berfikir kritis tentang realitas yang terjadi di sekitarnya.

Menggali Makna di Balik Kesenangan

Judul "Para Bajingan yang Menyenangkan" menarik perhatian dan menimbulkan rasa penasaran. Puthut EA menggunakan kata "bajingan" yang memiliki konotasi negatif untuk menggambarkan karakter dalam novel ini. Namun, ia menambahkan kata "menyenangkan" yang menunjukkan bahwa karakter-karakter dalam novel ini memiliki keunikan dan menarik untuk diikuti.

Puthut EA tidak mencoba untuk menampilkan karakter-karakter yang sempurna. Justru, ia menekankan ketidaksempurnaan dan keburukan yang ada pada setiap karakter. Puthut EA ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki sisi gelap dan terkadang melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Namun, meskipun mereka merupakan "bajingan," mereka tetap menarik dan menyenangkan untuk diikuti.

Novel ini memberikan pesannya dengan jelas: bahwa kehidupan ini tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan kita. Ada banyak hal yang tidak terduga dan menyakitkan yang harus kita hadapi. Namun, kita harus tetap mencari makna dan kebahagiaan di tengah kesulitan hidup ini.

BACA JUGA:   Review Novel Harimau! Harimau! by Mochtar Lubis

Sebuah Cermin untuk Mencerminkan Diri

"Para Bajingan yang Menyenangkan" bukan hanya sebuah cerminan dari masyarakat Indonesia. Novel ini juga merupakan cermin untuk mencerminkan diri kita sendiri. Puthut EA ingin mengajak pembaca untuk melihat sisi gelap diri kita sendiri dan mencari makna hidup di tengah ketidaksempurnaan.

Karakter-karakter dalam novel ini memiliki sifat yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki kesamaan yaitu mencari makna hidup di tengah kekacauan dunia. Puthut EA menunjukkan bahwa kehidupan ini tidak selalu berjalan sesuai rencana. Ada banyak hal yang tidak terduga dan menyakitkan yang harus kita hadapi. Namun, kita harus tetap mencari makna dan kebahagiaan di tengah kesulitan hidup ini.

Kesimpulan

"Para Bajingan yang Menyenangkan" merupakan novel yang unik dan menarik. Puthut EA berhasil menggabungkan gaya satir yang tajam dengan humor yang absurd untuk menyajikan kritik sosial yang menghibur dan mendalam. Novel ini akan mengajak pembaca untuk melihat realitas sosial dengan sudut pandang yang berbeda dan mencari makna hidup di tengah ketidaksempurnaan.

Also Read

Bagikan: