Review Novel Tan: Gerilya Bawah Tanah by Hendri Teja

Sari Wulandari

Hendri Teja, penulis kawakan dengan karya-karya yang tajam dan provokatif, kembali menyapa pembaca dengan novel terbarunya, Tan: Gerilya Bawah Tanah. Novel ini, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2023, mengusung kisah yang mencekam tentang perjuangan Tan, seorang aktivis mahasiswa, dalam menghadapi rezim otoriter yang represif.

Melalui novel ini, Hendri Teja seakan mengajak pembaca untuk menyelami realitas politik dan kekuasaan yang penuh intrik dan manipulasi. Kisah Tan yang penuh liku dan perjuangannya untuk melawan ketidakadilan menjadi cerminan dari semangat perlawanan yang tetap berkobar di tengah sistem yang menindas.

Cerita Berlatar Tahun 1965: Menjelajahi Masa Kelam

Novel ini berlatar pada tahun 1965, masa penuh gejolak di Indonesia. Tahun ini menandai era pasang surut politik dan kekuasaan yang mengguncang sendi-sendi bangsa. Suasana mencekam dan penuh ketidakpastian menjadi latar belakang cerita Tan, seorang mahasiswa yang terjebak dalam pusaran peristiwa yang mencengkeram.

Melalui narasi yang kuat dan detail, Hendri Teja menghidupkan kembali atmosfer tahun 1965. Pembaca diajak menyelami suasana kampus yang dipenuhi dengan diskusi politik, demonstrasi, dan ketegangan yang memuncak. Atmosfer ini semakin terasa nyata dengan penggambaran tokoh-tokoh yang hidup dan memiliki karakteristik yang kuat.

Tan: Tokoh Pejuang yang Berani Melawan Arus

Tan, tokoh utama dalam novel ini, merupakan representasi dari kaum intelektual muda yang idealis dan berani melawan ketidakadilan. Ia adalah seorang aktivis mahasiswa yang gigih memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial. Perjuangan Tan tidak mudah, ia dihadapkan dengan berbagai macam rintangan dan ancaman.

Tan merupakan representasi dari semangat perlawanan yang tak kenal lelah. Ia berjuang untuk mempertahankan idealismenya di tengah arus politik yang bergejolak dan represif. Kecerdasan, keberanian, dan komitmennya dalam memperjuangkan keadilan menjadi kekuatan utama yang menggerakkan Tan dalam menghadapi berbagai tantangan.

BACA JUGA:   Review Novel Wasripin dan Satinah by Kuntowijoyo

Intrik Politik dan Kekuasaan yang Mematikan

Tan: Gerilya Bawah Tanah bukan sekadar novel tentang perlawanan, melainkan juga sebuah refleksi tentang intrik politik dan kekuasaan yang mematikan. Hendri Teja dengan mahir menggambarkan permainan politik yang penuh manipulasi dan kekejaman.

Novel ini mengungkap bagaimana kekuatan besar memanfaatkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya, termasuk dengan menggunakan kekerasan dan teror. Perjuangan Tan menjadi cerminan dari upaya melawan kekuatan jahat yang memanfaatkan kekuasaan untuk menekan suara-suara kritis dan memperkuat cengkeramannya.

Teknik Sastra yang Menawan: Menyatu dengan Tokoh dan Cerita

Hendri Teja dalam novel ini memadukan teknik sastra yang menawan untuk menyajikan cerita yang intens dan memikat. Narasi yang mengalir lancar dan pemilihan diksi yang tepat menjadikan pembaca terbawa dalam pusaran cerita Tan.

Gaya bahasa yang digunakan oleh Hendri Teja tergolong lugas dan mudah dipahami. Ia juga menggunakan teknik penggambaran karakter dan setting yang detail, sehingga pembaca dapat merasakan atmosfer yang diciptakan oleh penulis dengan sangat jelas.

Refleksi tentang Keadilan dan Kebebasan

Tan: Gerilya Bawah Tanah bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah refleksi tentang nilai-nilai keadilan dan kebebasan. Novel ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk mencapai keadilan dan kebebasan tidak pernah mudah.

Perjuangan Tan menjadi cerminan dari semangat perlawanan yang terus berkobar di tengah berbagai tantangan. Novel ini mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan nilai-nilai luhur dan melawan ketidakadilan.

Pesan tentang Ketahanan dan Harapan

Di tengah kesuraman dan keputusasaan yang dihadapi Tan, novel ini juga menyuguhkan pesan tentang ketahanan dan harapan. Tan, meski menghadapi berbagai macam rintangan, tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan idealismenya.

BACA JUGA:   Review Novel Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh by Dee Lestari

Ketenangan dan keyakinan Tan dalam menghadapi ancaman menjadi inspirasi bagi pembaca. Novel ini mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk bertahan dan memperjuangkan apa yang diyakininya, bahkan di tengah keadaan yang penuh ketidakpastian.

Rekomendasi untuk Pecinta Sastra dan Sejarah

Tan: Gerilya Bawah Tanah merupakan novel yang direkomendasikan bagi pecinta sastra dan sejarah. Novel ini menyajikan kisah yang menegangkan, penuh intrik, dan sarat makna.

Melalui cerita Tan, Hendri Teja mengajak pembaca untuk merenung tentang realitas politik dan kekuasaan, serta pentingnya nilai-nilai keadilan dan kebebasan. Novel ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya semangat perlawanan dalam menghadapi berbagai bentuk ketidakadilan.

Also Read

Bagikan:

Tags