Review Novel Upacara by Korrie Layun Rampan

Dewi Anggraini

"Upacara" karya Korrie Layun Rampan adalah novel yang menawan dan menggugah pikiran yang mengeksplorasi tema-tema kompleks tentang keluarga, trauma, dan penemuan jati diri. Melalui narasi yang indah dan karakter yang kompleks, novel ini membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam, menggali lapisan-lapisan luka masa lalu dan membuka tabir tentang bagaimana luka tersebut mempengaruhi kehidupan seseorang di masa sekarang.

Mengupas Trauma Masa Lalu yang Terkubur Dalam

Novel ini mengisahkan tentang Laras, seorang perempuan muda yang memutuskan untuk pulang kampung ke daerah asalnya di Sumatra setelah kematian ibunya. Kepulangan Laras bukan sekadar untuk menghadiri upacara kematian ibunya, tetapi juga untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah lama menghantuinya. Dalam perjalanannya kembali ke masa lalu, Laras dihadapkan pada ingatan-ingatan yang telah lama terpendam, terutama mengenai hubungan rumitnya dengan ayahnya, seorang pria yang menyimpan banyak rahasia dan dipenuhi oleh rasa sakit.

Dengan gaya penulisan yang liris dan penuh emosi, Korrie Layun Rampan berhasil menghadirkan gambaran yang jelas tentang trauma masa lalu yang dipendam oleh Laras dan keluarganya. Tragedi yang terjadi di masa lampau, seperti hilangnya saudara perempuan Laras, memiliki dampak yang mendalam dan tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga. Lewat penggambaran yang detail dan emosional, novel ini menunjukkan bagaimana trauma dapat diwariskan dari generasi ke generasi, dan bagaimana trauma tersebut terus menghantui kehidupan setiap individu dalam keluarga.

Menelusuri Jejak-Jejak Luka dan Menemukan Kebenaran

"Upacara" tidak hanya fokus pada trauma yang dihadapi Laras, tetapi juga membahas tentang bagaimana trauma tersebut mempengaruhi hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya. Dalam perjalanannya mencari jati diri, Laras bertemu dengan berbagai tokoh yang memiliki peran penting dalam hidupnya, seperti sahabatnya, Maya, yang memberikan dukungan dan penguatan, serta kakak laki-lakinya, Beno, yang menyimpan luka masa lalu yang sama dengan Laras.

BACA JUGA:   Review Novel Gadis Kretek by Ratih Kumala

Pertemuan-pertemuan tersebut menjadi jembatan bagi Laras untuk menggali lebih dalam tentang luka masa lalunya dan memahami bagaimana luka tersebut telah membentuk dirinya. Novel ini dengan sensitif mengeksplorasi dinamika hubungan antar anggota keluarga, menyingkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik setiap interaksi, dan mengungkapkan bagaimana trauma dapat memengaruhi dinamika keluarga dan hubungan antar individu.

Upacara Sebagai Metafora Pencarian Jati Diri

Judul novel, "Upacara," merupakan metafora yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Laras dalam mencari jati diri dan memahami trauma masa lalunya. Upacara kematian ibunya menjadi titik awal bagi Laras untuk menghadapi masa lalunya, menyelami luka-luka yang terpendam, dan menemukan makna di balik setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.

Upacara dalam novel ini tidak hanya merujuk pada upacara kematian ibunya, tetapi juga pada ritual-ritual lain yang dilakukan oleh masyarakat di kampung halaman Laras. Melalui ritual-ritual tersebut, Laras merasakan bagaimana budaya dan tradisi menjadi tempat bertemunya masa lalu dan masa kini, dan bagaimana tradisi dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi seseorang yang sedang berjuang menghadapi luka batinnya.

Gaya Penulisan yang Indah dan Menyentuh

Korrie Layun Rampan memiliki kemampuan luar biasa dalam menghadirkan narasi yang indah, puitis, dan penuh makna. Gaya penulisannya yang mengalir dan emosional mampu membawa pembaca untuk merasakan setiap emosi yang dirasakan oleh Laras, serta memahami kompleksitas trauma yang dialaminya.

Penggunaan bahasa yang kaya dan metafora yang tepat semakin menambah nilai estetika novel ini. Penggambaran yang detail dan penuh imajinasi tentang alam dan budaya di Sumatra memberikan pembaca pengalaman yang kaya dan mendalam. "Upacara" tidak hanya sebuah novel tentang trauma, tetapi juga sebuah karya sastra yang indah dan menggugah jiwa.

BACA JUGA:   Review Novel Bulan Merah by Gin Teguh

Membuka Gerbang Kemanusiaan dan Empati

"Upacara" bukan sekadar novel tentang penemuan jati diri dan trauma, tetapi juga sebuah kisah tentang kekuatan manusia untuk bertahan hidup dan mengatasi luka. Novel ini mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki luka masa lalu yang mungkin tidak terlihat, tetapi memiliki dampak yang besar dalam kehidupan mereka.

Melalui perjalanan Laras, novel ini mengajak pembaca untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain, memahami kompleksitas trauma, dan mengembangkan empati terhadap mereka yang sedang berjuang melawan luka batinnya. "Upacara" adalah sebuah pengingat penting bahwa setiap orang membutuhkan dukungan dan pemahaman, dan bahwa luka dapat disembuhkan melalui proses penemuan jati diri, pengungkapan emosi, dan menerima diri sendiri apa adanya.

Sebuah Refleksi tentang Kehidupan dan Kehilangan

"Upacara" tidak hanya membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam, tetapi juga menghadirkan refleksi yang mendalam tentang makna kehidupan, kehilangan, dan pencarian jati diri. Novel ini mengingatkan kita bahwa kehidupan penuh dengan ketidakpastian dan kehilangan, dan bahwa trauma adalah bagian integral dari pengalaman manusia.

Namun, novel ini juga menunjukkan bahwa di balik luka dan kehilangan, terdapat kekuatan dan keindahan yang dapat ditemukan. Melalui perjalanan Laras, pembaca diajak untuk mencintai hidup dengan segala keterbatasannya, dan menemukan makna di balik setiap momen, baik suka maupun duka.

"Upacara" adalah novel yang penuh dengan makna dan emosi. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan membuka mata pembaca tentang pentingnya memahami diri sendiri, menerima luka masa lalu, dan menemukan kekuatan untuk move on dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

Also Read

Bagikan: