Review Novel Wasripin dan Satinah by Kuntowijoyo

Dewi Anggraini

Kuntowijoyo, seorang sastrawan dan akademisi ternama, dikenal dengan karyanya yang tajam dalam mengupas realitas sosial dan politik Indonesia. Salah satu novelnya yang menonjol adalah "Wasripin dan Satinah," sebuah karya yang terbit pada tahun 1982. Novel ini bukan sekadar cerita tentang dua tokoh utamanya, tetapi juga merupakan refleksi mendalam tentang dinamika masyarakat Jawa di era Orde Baru.

Menelusuri Realitas Sosial di Pedesaan Jawa

"Wasripin dan Satinah" bercerita tentang dua tokoh utama yang hidup di pedesaan Jawa. Wasripin, seorang pemuda sederhana yang berprofesi sebagai buruh tani, jatuh cinta kepada Satinah, seorang gadis cantik dan cerdas yang berasal dari keluarga kaya. Kisah cinta mereka menjadi benang merah yang menghubungkan berbagai permasalahan sosial yang diangkat dalam novel ini.

Kuntowijoyo dengan cerdik menggunakan setting pedesaan Jawa sebagai latar belakang cerita. Melalui gambaran kehidupan sehari-hari di pedesaan, pembaca diajak untuk menyelami berbagai permasalahan sosial yang mewarnai kehidupan masyarakat Jawa. Mulai dari kemiskinan, kesenjangan sosial, hingga pengaruh budaya dan tradisi yang kuat.

Menyingkap Kekuasaan dan Kesenjangan Sosial

Novel ini secara tajam mengkritik struktur kekuasaan yang berlaku di masyarakat Jawa. Kesenjangan sosial yang nyata tampak dalam perbedaan nasib Wasripin dan Satinah. Wasripin, yang berasal dari keluarga miskin, harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara Satinah, yang berasal dari keluarga kaya, hidup dalam kemewahan dan kemudahan.

Kuntowijoyo juga menyoroti pengaruh kekuasaan kaum elite terhadap kehidupan masyarakat pedesaan. Para pemuka desa, yang diwakili oleh tokoh Pak Lurah, menjadi simbol penguasa yang memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Kesenjangan ekonomi dan sosial yang tajam ini menciptakan ketegangan dan konflik antara kaum elite dan masyarakat biasa.

BACA JUGA:   Contoh Novel Ulasan: Panduan Lengkap dan Terperinci

Membongkar Pengaruh Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi Jawa menjadi salah satu elemen penting yang diangkat dalam novel ini. Kuntowijoyo menunjukkan bagaimana tradisi dan budaya Jawa dapat menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, budaya dan tradisi dapat menjadi sumber kekuatan dan identitas bagi masyarakat Jawa. Di sisi lain, budaya dan tradisi juga dapat menjadi penghalang bagi kemajuan dan perubahan.

Contohnya, konsep "kewajiban" dalam budaya Jawa, yang mengharuskan Wasripin untuk taat kepada orang tua dan pemimpin, menjadi penghambat baginya untuk mengejar cita-cita dan memperjuangkan haknya. Sementara, Satinah, yang terikat pada tradisi pernikahan "siap," dihadapkan pada pilihan sulit antara mengikuti keinginan hati dan memenuhi tuntutan keluarga.

Mengungkap Kritik Terhadap Sistem Politik Orde Baru

Melalui cerita Wasripin dan Satinah, Kuntowijoyo menyisipkan kritik tajam terhadap sistem politik Orde Baru. Novel ini menggambarkan bagaimana pemerintahan Orde Baru, yang diwakili oleh tokoh Bapak Presiden, menjalankan kekuasaan dengan tangan besi. Rakyat dikekang, hak-hak mereka dibatasi, dan kritik terhadap pemerintah dibungkam.

Dalam novel ini, tampak dengan jelas bagaimana sistem politik Orde Baru menciptakan kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin melebar. Rakyat kecil dipinggirkan dan hanya menjadi penonton dalam permainan politik para elite. Novel ini juga menunjukkan bagaimana sistem Orde Baru mempertahankan kekuasaan dengan mengandalkan kekuatan militer dan propaganda.

Mengintip Kisah Cinta dan Perjuangan

Meskipun dipenuhi dengan kritik sosial dan politik, "Wasripin dan Satinah" tidak kehilangan sisi romantisme. Kisah cinta Wasripin dan Satinah menjadi pemanis dalam novel ini, sekaligus menjadi simbol perjuangan melawan kesenjangan sosial dan ketidakadilan.

Wasripin, dengan segala keterbatasannya, tetap berusaha untuk memperjuangkan cinta dan kebahagiaannya. Ia berjuang untuk menaikkan derajat hidupnya agar bisa setara dengan Satinah. Sementara Satinah, yang dihadapkan pada pilihan sulit, berjuang untuk melawan aturan tradisi dan memilih jalan hidupnya sendiri.

BACA JUGA:   Review Novel Tan: Gerilya Bawah Tanah by Hendri Teja

Membuka Cakrawala Baru dalam Sastra Indonesia

"Wasripin dan Satinah" bukan hanya sekadar novel roman, tetapi juga karya sastra yang sarat dengan makna dan pesan. Kuntowijoyo berhasil menggabungkan unsur-unsur realis, naturalisme, dan kritik sosial dalam sebuah cerita yang memikat dan menggugah.

Novel ini memberikan pandangan kritis terhadap realitas sosial dan politik Indonesia di era Orde Baru. "Wasripin dan Satinah" telah menjadi salah satu karya penting dalam sastra Indonesia yang membuka cakrawala baru dalam penulisan novel dan mengantarkan Kuntowijoyo sebagai salah satu sastrawan terkemuka di Indonesia.

Also Read

Bagikan: