Ulasan Tentang Novel Dilan

Lia Susanti

Pengenalan Novel Dilan

Novel "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990" adalah karya dari Pidi Baiq, seorang penulis, musisi, dan seniman asal Bandung. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2014 oleh Pastel Books dan telah menjadi salah satu novel remaja yang sangat populer di Indonesia. Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan cinta remaja di Bandung pada tahun 1990, dengan tokoh utama Dilan dan Milea.

Sinopsis Singkat

Cerita dimulai dengan Milea, seorang siswi pindahan dari Jakarta yang bertemu dengan Dilan, seorang siswa yang dikenal nakal dan anggota geng motor. Dilan memiliki cara yang unik dan lucu untuk mendekati Milea, mulai dari berpura-pura menjadi peramal hingga mengirimkan surat-surat cinta yang manis. Meskipun awalnya Milea ragu karena memiliki pacar di Jakarta, perlahan-lahan ia mulai membuka hatinya untuk Dilan setelah melihat ketulusan dan perhatian yang diberikan oleh Dilan.

Karakter Utama

Dilan

Dilan digambarkan sebagai sosok yang unik dan penuh kejutan. Ia adalah ketua geng motor yang sering melanggar aturan sekolah, namun di balik sikap nakalnya, Dilan adalah siswa yang pintar dan sangat menghormati orang tuanya. Dilan juga dikenal dengan kata-katanya yang puitis dan romantis, yang sering kali membuat Milea tersenyum dan merasa istimewa.

Milea

Milea adalah gadis cantik yang feminin dan patuh kepada orang tua. Ia adalah sosok yang santun dan tidak penakut. Meskipun awalnya Milea merasa terganggu dengan perhatian Dilan, ia akhirnya mulai menyukai Dilan karena ketulusan dan keunikan cara Dilan mendekatinya.

Tema dan Latar Belakang

Novel ini mengambil latar belakang di Bandung pada tahun 1990, yang memberikan nuansa nostalgia bagi pembaca yang pernah mengalami masa remaja di era tersebut. Tema utama dari novel ini adalah kisah cinta remaja yang penuh dengan lika-liku dan tantangan. Selain itu, novel ini juga menyoroti persahabatan, keluarga, dan kehidupan sekolah yang menjadi bagian penting dari kehidupan remaja.

BACA JUGA:   Ulasan Buku "Bumi Manusia" Karya Pramoedya Ananta Toer

Gaya Penulisan

Pidi Baiq menggunakan gaya penulisan yang ringan dan mengalir, dengan dialog-dialog yang natural dan penuh humor. Gaya bahasa yang digunakan sangat khas remaja, sehingga membuat pembaca merasa dekat dengan karakter-karakternya. Selain itu, penggunaan puisi-puisi yang ditulis oleh Dilan untuk Milea menambah keindahan dan romantisme dalam cerita.

Penerimaan dan Dampak

Novel "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990" mendapatkan sambutan yang sangat positif dari pembaca, terutama kalangan remaja. Kesuksesan novel ini juga mendorong adaptasi ke layar lebar, yang semakin meningkatkan popularitas cerita Dilan dan Milea. Banyak pembaca yang merasa terhubung dengan cerita dan karakter-karakternya, serta merasakan nostalgia akan masa remaja mereka sendiri.

Kritik dan Kontroversi

Meskipun mendapatkan banyak pujian, novel ini juga tidak luput dari kritik. Beberapa kritikus menilai bahwa cerita ini terlalu klise dan tidak memberikan sesuatu yang baru dalam genre romansa remaja. Selain itu, ada juga yang mengkritik penggambaran Dilan sebagai anggota geng motor yang romantis, yang dianggap tidak realistis dan bisa memberikan pengaruh negatif bagi pembaca muda.

Kesimpulan

Novel "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990" adalah sebuah karya yang berhasil menangkap esensi cinta remaja dengan segala keindahan dan kompleksitasnya. Dengan karakter-karakter yang kuat, latar belakang yang nostalgik, dan gaya penulisan yang mengalir, Pidi Baiq berhasil menciptakan sebuah cerita yang menghibur dan menyentuh hati pembaca.

: Kompasiana
: Rosedianaa
: Yoursay

Also Read

Bagikan: